Sabtu, 07 Januari 2012

ARTIKEL FAV AISYAH



Sebuah catatan, bahwa akan ada batas dalam setiap perjalanan

Catatan ini untukmu kawan....
Ketika suatu hari pada masa yang lalu, aku pernah tertawa bersamamu...
maka mengertilah..bahwa saat itu aku hanya ingin melihatmu tetap dalam kebahagiaan.
Ketika suatu hari kau mengguncangkan bahumu karena perbuatan konyolku...
maka sungguh kawan...tak ada maksud lain dalam hatiku kecuali untuk membuatmu benar-benar terhibur oleh kehadiranku.
Ketika suatu hari kau terbahak mengingat kenangan-kenangan unik yang kau lakukan bersamaku....
maka simpanlah kawan..karena aku sungguh ingin menyaksikan segaris senyum di wajahmu pada hari itu.

Catatan ini untukmu kawan...
Ketika suatu hari dalam kebersamaan kita di masa yang telah lalu aku pernah mengganggu tidurmu dengan deringan telpon dan smsku...
maka dengarkanlah kawan...aku hanya merindukanmu dan ingin memastikan bahwa kau baik-baik saja di sana.
Ketika suatu hari kau kesal karena aku terus memanggil namamu....
maka pejamkanlah matamu kawan...dan tersenyumlah mengingatnya...karena pada saat itu aku hanya ingin memastikan, bahwa persahabatan kita masih utuh seperti dahulu.
Ketika suatu hari kau mendengarku kesal karena sikapmu yang mengacuhkanku...maka tajamkanlah telingamu kawan, dan dengarkanlah tangisanku...
karena aku tak sekedar ingin mengganggumu...melainkan mencoba menarik kembali simpul-simpul persahabatan kita yang tlah coba kau urai perlahan.
Ketika tiba suatu masa kau lelah dengan persahabatan ini kawan, maka ingatlah...bahwa Tuhan tak begitu saja menjadikanmu sebagai bagian hidupku secara kebetulan. Ketika suatu malam kau terjaga karena resah dan gelisah...maka ingatlah, bahwa aku tak pernah benar-benar membiarkanmu sendirian di sana.


Catatan ini untukmu kawan....
Pernahkah kau mengingat bagaimana cara Tuhan mempertemukan kita dalam persahabatan ini?
Kau tau, aku bahkan tak mampu membayangkan seandainya hari itu kita tidak saling berkenalan dan mengaitkan jemari. Mungkin akan ada celah yang kosong tanpa warna tentangmu di sini kawan, di sudut hati ini.
Pernahkah kau bayangkan...bahwa suatu ketika persahabatan ini akan terhenti begitu saja, seperti berhentinya laju sebuah kendaraan tanpa roda? Kau tau kawan, jika hari itu benar-benar terjadi...mungkin aku takkan mampu membuka mataku kembali dan menatap semua warna dengan bias yang sama seperti ketika  aku berada di sampingmu.

Catatan ini untukmu kawan....
Aku tahu...tekadang kita larut dalam persahabatan ini dan merasa mampu berdiri tegak tanpa siapapun. Hanya aku dan kamu dalam persahabatan kita...
Aku tahu...terkadang kau pun akan letih dan ingin berjalan sendirian saja...hingga waktu membiarkan kita berada di sebuah persimpangan. Dan pada saat itulah aku berusaha meraba dalam gelap...sendirian saja...tanpamu....
Namun kau tahu kawan...sejauh apa pun kucoba untuk mengusir bayangmu..siluetmu terus saja hadir dan meremukkan persendianku secara perlahan dan menyakitkan...

Catatan ini untukmu kawan...
Ketika suatu hari yang kau ingat hanyalah senyap dalam hembusan nafasmu karena bisingku mungkin telah lama lenyap beradu dan berpacu dengan waktu...maka rasakanlah....
bahwa aku masih berada di sekitarmu..memandangmu...mengusap bahumu yang terhempas..dan ikut menopang guncangan tangismu,,,
hanya saja...selalu akan ada batas dalam sebuah perjalanan...(tentang kematian...juga pejaman mata yang abadi saat esok hari telah datang...)



::        Tulisan ini menggelitikku kawan, bahwa ternyata banyak hal yang akan menjadi kenangan. Baik suka maupun duka, yang menyenangkan maupun yang menyakitkan. Semua sudah ada dalam kenangan kawan. Sejak kanak-kanak, kita telah memiliki kawan, walaupun pada masa itu kita tidak tahu apa sebutannya dan apa arti dari jalinan itu. Hmm,. satu hal yang ingin kuutarakan, selama kebersaman kita, selama hadirku untuk menjadi sahabat kalian, banyak cerita yang mungkin telah kutoreh. Layaknya manusia biasa, tentu aku tak luput dari kesalahan. Aku pasti pernah menyakiti kalian, walaupun jujur, aku tak pernah benar-benar berniat untuk melukai dan menyakiti. Aku paham akan rasa sakit yang tertoreh, karena aku jua pernah merasa. Namun aku mencoba memahami bahwa ini adalah bagian dari hidup. Ini semua ada manfaatnya. Karena sesuatu yang tak menyenangkan yang terjadi dalam kehidupan kita, sifat yang bernama kesabaran dan memahami perbedaan jadi berfungsi.
Aku juga merasa, aku tak pernah bisa berlaku adil dalam persahabatan kita. Aku tak pernah bisa adil dalam membagi waktu dan perhatianku kepada semua sahabat-sahabatku. Bahkan, dalam satu lingkaran saja, ada cerita yang kubagi hanya berdua, bukan bertiga, berempat, berlima atau bilangan yang lebih jamak lainnya. Namun aku pun sadar, bahwa manusia hanya bisa sampai pada taraf mendekati adil, bukan memiliki sifat adil yang penuh. Karena ia hanya mampu dilakukan Sang Maha Adil, Illahi Rabbi…
Seperti yang pernah kusampaikan juga pada kalian, hingga berkaratpun dinding usiaku, hingga ruuh ini pun meregang dari kediamannya, satu hal yang takkan pernah terhapus bahwa aku menyayangi kalian. Aku harap kalian juga begitu. Kalau tidak, juga tak apa, karena insya allah, aku mencintai kalian karena Allah. Aku tak mengharap balas dari seorang manusia. Melainkan mengharap balasan dari Allah Ta’alla.

:: Salam sayang untuk semua sahabatku dari masa kanak-kanak hingga dewasa :D, LOVE U ALL COZ ALLAH ::

                                                          -RISKA, IKA, ADEG, PILAR AISYAH-

2 komentar:

  1. Love you coz ALLAh too, adeg kedua, pilar aisyah kami :*

    BalasHapus
  2. syukron kk tertua pilar khadijah,,
    tak bertepuk sblh tangan juga awak rupanya :D

    BalasHapus