Jumat, 09 Desember 2011

Poetry Aisyah


Allah Ampuni Aku
Allah ampuni aku atas jiwa mungil yang telah terisi
Ampuni aku yang lemah akan diri
Ampuni aku yang telah lancang dan berani mencintai
Mengikat hati dan membelenggu diri
Pada hal yang tak pasti

Allah ampuni aku
Tak inginku terbudak oleh nafsu
Tak inginku memungut cinta palsu
Tak inginku mendapat marah-Mu
Atas apa yang tersembunyi dalam kalbu

Allah kuat kan aku
Jangan biarkan aku terbuai oleh angan semu
Bantu aku untuk abaikan semua madu palsu
Hingga waktu kan jawab semua tanyaku
Akhir penantianku dalam batas waktu
Yakni ikhwan akhir zaman yang mencintaiku karena-Mu
R.H Akmal (28 juni 2011)

Orang Asing
Jika kau jadi aku,
sanggupkah kau memaknai rasaku?
Aku bertanya padamu….
Mengapa kau membisu…
Aku tahu kau jauh lebih baik dari aku
Maka aku tak pantas berharap lebih jauh denganmu

Allah ampuni aku..
Aku menyayanginya dengan hati bukan logikaku
Kini hatiku sedang mengharu biru
Mencemaskannya atas rasaku

Namun, tanyaku sepertinya butuh waktu
Sampai aku tak tahu kapan batasku menunggu
Apakah aku harus berlalu?
Bergegas pergi meninggalkanmu dan rasaku?
Tolong tenangkan aku semampumu
R.H Akmal (22 juli 11)
Goresan Luka

Bertanya hati pada sikapmu
mengerang dalam batin atas lukaku
sepertinya fajar tak enggan lagi menyapaku
karna kini langit kulihat berawan kelabu

goresan luka ini kecil
tapi perih sayatnya begitu menusuk
namun jiwaku tetap memanggil
walau hati telah nyaris kau buat remuk

hanya pada allah kini ku mampu bertanya
atas batinku yang terluka dan nyaris bernanah
rahasia itu hanya Engkau yang jaga,
maka tuntun aku dalam sabar ya allah..

R.H Akmal (30 Juli 2011)

Kamis, 08 Desember 2011

Qalb Aisyah 3 (Aku, Kau, dan Rabb Kita)


Setiap orang mungkin pernah mengalami apa yang tengah kurasakan ini, setiap orang mungkin punya caranya masing-masing untuk menyikapi dan memperlakukan persoalan yang tengah menyelimuti diriku ini.
Sebagai seorang manusia biasa dan seorang perempuan yang tengah memasuki fase dewasa awal, mungkin hal yang biasa bila mengalami VMJ. Yah, aku jua tak lepas dari itu. Namun karena itu, belakangan ini ‘hidupku jadi tak tenang’. Sungguh, aku tak bermaksud menyimpan atau melenakan perasaan ini. Aku mencoba melepasnya, karena kalau mengingatnya, aku takut Allah tidak berkenan akan ini. Menyukai dan jatuh cinta itu memang fitrah, namun berlarut dengan perasaan ini dan menjadikan aktivitas pikiran dan ibadah terganggu, ini menjadi sesuatu yang tak wajar lagi.
Memang, hal ini belum terjadi lama padaku. Namun, masa waktu yang singkat, sudah membolak balik jiwa mungil ini. Tidak sedramatis Laila dan Majnun memang, atau berakhir seperti kisah putri Zein. Belum ada yang berakhir, karena memulai saja juga belum. Dia juga tak mengganggu ibadah-ibadahku, malah dengan rasa ini, pada beberapa hal, ia mampu memotivasiku untuk menjadi yang sepadan. Karena aku ingat jodoh itu berbanding lurus pada diri kita. Yang tak kusuka, hanya dia kerap melintas dipikiranku tanpa kupinta.
Untuk rasa ini, aku belum berani untuk melanjutkannya kejenjang yang lebih serius. Walau terbesit rasa keinginan untuk menunaikannya, namun aku belum bisa. Masih ada beberapa hal yang harus kutunaikan sebelum mengabdikan diri untuk menjadi seorang istri soliha dan ibu untuk kesatria dan bidadari titipan Illahi.
Untuk ketidak mampuanku, aku memilih untuk mencintaimu dalam diam. Dalam diam suara ketidakmampuanku mengutarakannya padamu. Walau aku tak mampu menyembunyikannya dari Allah, dan beberapa sahabatku. Aku ingin kisah cinta seperti yang dijaga Fathimah R.A dan Ali bin Abi Thalib R.A, yang syeithan sekalipun tak tahu mereka saling menyimpan rasa, namun apalah aku ini, aku tak semulia mereka. Aku hanya mampu diam, diam hingga penantian siapakah yang menjadi takdirku tanpa yang kurekayasa untuk hadir.
Murabbiku juga meminta, agar kiranya bisa mendapatkan pasangan yang benar-benar tak kita kenal. Agar cinta itu bersih dan perawan. Seperti lirik lagu Maidany,
Tuhanku, berikan kucinta, yang Engkau titipkan, bukan cinta yang pernah kutanam. Aku ingin rasa cinta ini, masih menjadi cinta perawan, cinta yang hanya aku berikan saat ijab kabul telah tertunaikan.”
Dan aku pun mencoba mencari jalan keluar dari ini, dengan diamku. Mungkin ini tak menjawab apa-apa, namun aku hanya mencoba tetap pada azamku. Dan semoga Allah meridhoi langkahku, karena aku yakin, Allah akan memberikan jalan keluar pada hambanya yang mengalami kesulitan, karena sungguh Allah tak ingin melihat hambanya merasa kesusahan.
Allah aku ini dhoif,
Aku tak ada pengharapan yang lain selain selalu Engkau kasihi,
Ya Rabb, hati ini kepunyaanmu yang kau titipkan pada jasadku
Maka kuatkan aku dalam menjaganya,
Sabarkan aku dalam penantian sehingga aku menemukan waktuku dalam ridhoMu
Bukankah kelemahanku sebagai seorang wanita terletak di hati?
Maka padaMu aku berlindung dan memohon cintaMu untuk menjagaku…