Senin, 30 Juli 2012

Mengukir Sejarah untuk Allah, Muhammad, dan Islam…


Allah memang penggerak hati setiap manusia,,
maka kini aku mulai mengalami kegalauan yang membuatku resah..
ya, aku Galau menyadari kebodohanku yang selama ini bergerak statis...
malu rasanya mempertanyakan, "Apakah aku sudah melakukan yang terbaik dalam hidupku? apakah aku sudah menjadi sebaik-baik manusia yang bermanfaat untuk orang lain?"

aku begitu mendamba kelahiranku pada saat zaman kenabian Muhammad SAW...
Mendambakan sebuah momen kebersamaan dalam menegakkan panji Islam.
duduk bersama memikirkan sebuah kebaikan untuk umat yang besar...
Menjadi salah satu orang pertama yang berserah diri (ISLAM)
Menjadi perisai Muhammad saat kafir Quraisy melemparkan berbagi kotoran kepadanya.
Menjadi seperti As-Siddiq yang membenarkan ke isra’ mi’raj-annya.
Menjadi sepemberani Al-Faruq dalam pembelaannya terhadap Nabi dan Islam.
Menjadi seperti Ali yang tinggi keilmuannya, zuhud budinya dan fasih berbicara karena mendapat contoh figure yang sempurna semenjak belia hingga dewasa dari Rasulullah.
Atau sekedar menjadi budak untuk Khadijah, Aisyah, atau Fatimah pun aku rela.
karena budak bagi mereka bukanlah seorang pembantu. Tapi seorang anak yang dilimpahkan seluruh kasih sayang. TAK ADA PERBUDAKAN.
Namun kaca yang kupunya memang telah menyadarkanku, betapa tak pantasnya aku memimpikan hal mulia itu...
Memang sudah sewajarnya aku dilahirkan pada zaman millennia ini…

Awalnya aku pikir, aku sudah hidup di masa yang ‘enak’. Aku tak perlu bersusah-susah berjihad, mengalami pergolakan yang luar biasa seperti zaman nabi. Aku hanya tinggal belajar dari sejarah yang telah tertoreh. Namun dari banyaknya mengkaji, aku jadi memahami bahwa saat ini aku hanya kumpulan senyawa-senyawa yang tak berarti. Aku salah memahami eksistensi diri.
Zaman millennia ini juga tak kalah dengan zaman jahiliyah. Segalanya juga butuh perbaikan. Moral juga masih bobrok. Kemiskinan masih melilit kerongkongan. Setan, tak berhenti menggoda.
Sebagai pemudi Islami, aku terhenyak sangat kuat. Membandingkan perjuangan orang-orang beriman terdahulu dengan sekarang, sangat tidak kudapati. Pemuda-pemudi saat ini juga terhanyut dalam buai duniawi. Terninabobokan kehedonisan syeitoni..

Aku tanamkan didiri bahwa aku bisa mengukir sejarah di zamanku. Walaupun aku tahu perjuangannya berbeda dengan para pendahulu yang mukmin. Aku benar-benar gerah karena belum mampu melakukan apapun. Aku tak ingin jika bertemu Allah dan Rasul nanti, aku tak dapat membawa apapun yang membanggakan untukNya, utusanNya dan Islam.
Ya Ghafar, hatiku menangis…
Sebelum semuanya terlambat kusadari, berkahilah aku dan sahabat-sahabatku untuk memulai titah yang bisa membuatMu, utusanMu dan Islam tersenyum…
Dengan ini, aku bisa mewujudkan mimpi berada pada satu lingkaran di surga denganMu, utusanMu, dan orang-orang mulia lainnya…

*Pengharapan dari kedalaman hati seorang yang dhaif. Namun kuyakini akan keridhoanMu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar