Sabtu, 05 November 2011

Kata Aisyah

HERO IN MY LIFE

Ia sosok yang menjadi bagian penting dalam perjalanan hidupku. Jadinya aku seperti sekarang, berkat kerja kerasnya untuk masa depanku. Ia pemuda yang sederhana dan apa adanya. Sejak masa kanak-kanak kami dahulu, ia selalu tak banyak permintaan. Selalu legowo menerima apapun yang diberikan orang tua. Ia sosok yang humoris, cara bicaranya yang dahulu rada celat, membuat perkataannya unik. Hmm,, pada masa kanak-kanak, kami tak terlalu berbaur dalam urusan satu sama lain. Aku lebih pada dunia kamarku dan kesibukanku. Sementara ia pun demikian, berjibaku dengan urusannya.

Waktu mengubah cerita, kami yang memang tak berayah sejak lima tahun batang usiaku, membawa dampak sebuah tanggung jawab padanya. Melepas usianya yang ke-19 tahun, ia mengadu nasib di negeri orang, bekerja di lautan lepas dan baru mampu menghadirkannya kembali bertahun-tahun untuk memijak bumi pertiwi. Ah, padahal cerita kemarin tentang masa mudanya, belum selesai ia tunaikan. Hanya uraian kata yang ia sembahkan ke telingaku, "Ini untuk kalian..." Pengharapannya agar aku dan adikku bisa sukses, punya masa depan yang cerah dan tak terbelakang..

Episode-episode lembar kehidupan hitam dan abu-abu yang menyinggah di takdir kami, selalu kami hadapi bersama. Tangisku juga menjadi lukanya. Ia menjelma menjadi Ayah yang selalu kurindukan keberadannya di sisi. Ia menjadi penyambung mimpi-mimpi yang kutulis dalam lembar hidupku. Ia selaksa cahaya yang mengusir kelam akan masa depan yang sempat bergelanyut di kepalaku. Hingga kini, saat aku mampu menghasilkan sedikit uang, aku sangat bangga bercerita padanya. Aku ingin mandiri dan berpijak di kakiku sendiri. Tak ingin selalu membebaninya. 

Namun, ia selalu berkata, "Alhamdulillah kalau udah ada kerjaan, tapi jangan sibuk-sibuk kali. Jangan terganggu kuliahnya. Jangan capek-capek, jaga kesehatan." Atau pernah juga saat keuangan merosot, aku benar2 ingin kerja sampingan, tapi ia marah dan berkata, "Udah nggak usah Ika pikirkan! Abang masih sanggup membiayai kalian, kalau mau kerja ya kerja aja. Kalau mau kuliah ya kuliah aja." Air mataku menetes kala itu. Aku benar2 merasa ayah hadir di sosokmu kala itu.

Pada saat kesehatanku ambruk, entah berapa dalam kocek yang harus kau keluarkan dari sakumu. Begitupun ketika si bungsu muthi kecelakaan. Semua yang kau dapatkan, terkuras untuk kami. Namun begitupun kau mampu berkata, "Kalau kalian ingin sesuatu, bilang sama abang, kalau ada rezekinya, akan abang belikan."

Kau pun tak keberatan menunda rangkaian mimpimu, sebelum mampu menghantarkan kami pada realita mimpi yang kami bangun. Ya, itulah kau, abang yag mampu kuperkenalkan, serta yang kubanggakan.
Langkahku menjadi sarjana, ingin kuwujudkan pada bulan enam 2012, Bang. Ingin kupersembahkan yang terbaik untukmu dan Ibu, juga sebagai kado ulang tahunku. Aku tak pernah mengucapkan ini, Bang. Tak pernah mengucapkan bahwa aku sayang padamu. Karena kau pun tahu, bahwa keluarga kita tak pernah bersentimentil untuk itu, tapi aku sayang kau, Bang! Do'akan aku agar bebanmu mampu kupikul juga, agar bebanmu terasa ringan ketika aku sudah merelasiasikan mimpiku, dan bersama kita bangun istana sederhana kita, bersama ibu, muthi, keluarga kecil ibu, aku, kau atau bahkan bidadari yang kau sunting kelak.. Do'a ku agar kau selalu sehat, optimis dalam hidup, dan selalu menggingat yang maha hidup...

-PILAR AISYAH-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar